Di tiap malam bulang Ramadhan ada shalat yang dinamakan shalat tarawih. Hukum dari shalat ini adalah sunnah muakad atau sunnah yang dianjurkan. Tapi maaf-maaf saja yang akan saya bahas di sini bukanlah shalat tarawihnya tetapi tentang sandal yang biasa menempel di langkahku menuju masjid.
Oke, malam pertama biasanya malam paling ramai di mana orang beramai-ramai shalat tarawih di masjid (sengaja dibuat kalimat secara tidak efektif). Sandal yang saya pakai adalah sandal swallow hijau dengan ukuran 8, ketika pulang saya meraih kembali sandal tercinta. Saat saya pakai, entah mengapa rasanya lain. FUALA!! Sandal saya membesar menjadi ukuran 10. Alhamdulillah yah, jadi tidak kekecilan lagi.
Beberapa hari kemudian saya kembali merasakan yang aneh pada sandal swallow ini, ternyata yang sebelah kanan kembali tertukar. Jadinya sandal saya lebar sebelah, tetapi ukurannya tetap sama, yaitu 10! Tak apalah, menurut saya ini adalah sandal paling KEREN.
Dan inilah malam puncak dari si 'sandal swallow hijau'. Malam puncak ini adalah malam Nuzulul Qur'an. Sehabis saya melakukan tugas-tugas terpuji sebagai remaja masjid, saya pulang dan mencari sandal swallow hijau, dan ternyata ia MENGHILANG. Sungguh menyedihkan, saya galau tujuh hari-tujuh malam memikirkan si sandal swallow hijau yang mengkhianati diri saya, eh kaki saya.
Maaf sejuta maaf paragraf (yang belum bisa dibilang paragraf) di atas saya buat se-hiperbolik mungkin. Salam damai.
Di malam-malam berikutnya saya menggunakan sandal hitam dengan ukuran kekecilan (lagi).
Mengapa sandal saya di awal selalu kekecilan? Kesimpulannya karena sandal yang saya pakai adalah sandal adik saya, dengan kata lain saya telah menghilangkan sandal adik saya. Alhamdulillah yah, adik saya belum tau sampai saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar